Ikhlas...Memang suatu kata yang memiliki arti yang sangat dalam. Ikhlas berarti kita melaksanakan dengan sepenuh hati, baik kita mengetahui akan mendapatkan sesuatu akibat dari sikap kita maupun tidak mendapatkan sesuatu, sehingga seseorang apabila di ikhlas dalam melaksanakan suatu pekerjaan dia tidak akan berbicara dengan maksud orang lain tahu bahwa itu merupakan perkerjaan dia. sehingga timbulah rasa ujub atau berbangga hati yang berujung pada rasa sombong.
tidak disadari, dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak hal yang dapat dijadikan contoh untuk masalah perkara ikhlas ini. saya ambil contoh, seseorang yang ingin memberikan sodaqoh, infaq atau zakat dengan syarat dapat ditulis namanya sebagai donatur atau lain sebagainya. secara logika, mungkin si pengelola ingin memberikan penghargaan atas apa-apa yang diberikan oleh pensodaqoh, saya kira sah-sah saja, namun apabila seorang tersebut tidak mau untuk memberikan sodaqohnya hanya karena tidak ditulis dalam nama pensodaqoh, mungkin ini dapat dikatagorikan sebagai suatu bentuk ketidakikhlasan.
contoh lain, ada seseorang yang membantu saudaranya se muslim dalam hal memberikan bantuan modal usaha, ketika usaha saudaranya tersebut mengalami kemajuan yang pesat, tiba-tiba orang yang membantu tersebut bilang bahwa "seumpama dia tidak diberi modal oleh saya, maka dia tidak mungkin seperti sekarang", dari ucapan tersebut mengandung makna bahwa dia tidak sepenuh hati dalam membantu saudaranya, sehingga dia berbangga hati (riya/ujub) dan menunjukan kepada orang lain bahwa dialah yang mempunyai pengaruh dalam hidup saudaranya. dan contoh-contoh lainnya.
padahal Allah jelas memberikan keterangan bahwa orang yang mengungkit-ungkit (tidak ikhlas) terhadap apa-apa yang telah dia laksanakan, maka tidak ada baginya suatu pahala, bahkan dia akan mendapatkan siksa. "dalil nya akan disusulkan"...
sehingga apakah kita mau menjadi manusia yang sangat rugi???
silahkan pertimbangkan masing-masing.....
tidak disadari, dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak hal yang dapat dijadikan contoh untuk masalah perkara ikhlas ini. saya ambil contoh, seseorang yang ingin memberikan sodaqoh, infaq atau zakat dengan syarat dapat ditulis namanya sebagai donatur atau lain sebagainya. secara logika, mungkin si pengelola ingin memberikan penghargaan atas apa-apa yang diberikan oleh pensodaqoh, saya kira sah-sah saja, namun apabila seorang tersebut tidak mau untuk memberikan sodaqohnya hanya karena tidak ditulis dalam nama pensodaqoh, mungkin ini dapat dikatagorikan sebagai suatu bentuk ketidakikhlasan.
contoh lain, ada seseorang yang membantu saudaranya se muslim dalam hal memberikan bantuan modal usaha, ketika usaha saudaranya tersebut mengalami kemajuan yang pesat, tiba-tiba orang yang membantu tersebut bilang bahwa "seumpama dia tidak diberi modal oleh saya, maka dia tidak mungkin seperti sekarang", dari ucapan tersebut mengandung makna bahwa dia tidak sepenuh hati dalam membantu saudaranya, sehingga dia berbangga hati (riya/ujub) dan menunjukan kepada orang lain bahwa dialah yang mempunyai pengaruh dalam hidup saudaranya. dan contoh-contoh lainnya.
padahal Allah jelas memberikan keterangan bahwa orang yang mengungkit-ungkit (tidak ikhlas) terhadap apa-apa yang telah dia laksanakan, maka tidak ada baginya suatu pahala, bahkan dia akan mendapatkan siksa. "dalil nya akan disusulkan"...
sehingga apakah kita mau menjadi manusia yang sangat rugi???
silahkan pertimbangkan masing-masing.....
Saya ingin rasa sabar saya tak terbatas,rasa syukur yang tidak pernah berhenti,rasa ikhlas yang tidak pernah hilang,dan rasa cinta yang luar biasa besar padaNya..
ReplyDelete