Skip to main content

Posts

Showing posts from 2009

Nasibmu LDII

waduh....dari abis dzuhur ampe mo magrib baca postingan tentang "LDII", kayaknya ga ada matinya, baik yang pro maupun yang kontra, semua punya argumen masing-masing. tiba-tiba koq pengen nulis sesuatu tentang apa yang namanya mahluk "LDII" itu, sampe fenomenal gitu... mungkin saya salah satu orang yang ga terlalu pandai dalam menulis sehingga dapat mempengaruhi seseorang, namun saya juga bukan orang yang ahli dalam masalah agama, namun saya berusaha untuk memahami agama yang saya yakini sebagai bekal untuk hidup saya dimana say akan hidup selama-lamanya...yaitu di akhirat nanti. singkat cerita, kadang heran liat komentar yang seabreg gitu baik yang positif ato yang negatif, koq orang sampe antusias gitu, ada apa sih gerangan???... hanya mencoba menganalisis sebagai orang awam yang kurang banyak mengerti dibandingkan mereka yang berkomentar, dan saya yakin orang yang komentar tersebut memiliki dasar ilmu yang luar biasa dibandingkan saya. klo dilihat sejarahny

Takut Miskin

TAKUT MISKIN Mengingat harga-harga barang kebutuhan terus meningkat, seorang pemuda selalu mengeluh karena tak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.  Setelah berdiskusi dengan seorang kiai makrifat, pemuda itu pun mengikuti anjurannya untuk menjalankan shalat Hajat serta tetap istiqomah melaksanakan shalat wajib lima waktu.  ”Pak Kiai, tiga tahun sudah saya menjalankan ibadah sesuai anjuran Bapak. Setiap hari saya shalat Hajat semata-mata agar Allah SWT melimpahkan rezeki yang cukup. Namun, sampai saat ini saya masih saja miskin,” keluh si pemuda.  “Teruskanlah dan jangan berhenti, Allah selalu mendengar doamu. Suatu saat nanti pasti Allah mengabulkannya. Bersabarlah!” Jawab sang kiai.  ”Bagaimana saya bisa bersabar, kalau semua harga kebutuhan serba naik! Sementara saya masih juga belum mendapat rezeki yang memadai. Bagaimana saya bisa memenuhi kebutuhan hidup?”  ”Ya tentu saja tetap dari Allah, pokoknya sabar, pasti ada jalan keluarnya. Teruslah beribadah.”  ”Percuma saja Pak Kiai. Seti

Ghazwul Fikri

Seorang wanita berjilbab rapi tampak sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Sang guru berkata, "Saya punya permainan... Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur.!", jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah "Penghapus!" Murid munidnya pun mengerti dan mengikuti. Sang guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah "Penghapusl" , jika saya angkat penghapus, maka katakanlah "Kapur!". Dan dijalankanlah adegan seperti tadi, tantu saja munid-munid kerepotan dan kelabakan, dan sangat sulit untuk merubahnya. Namun lambat laun, mereka bisa beradaptasi dan tidak lagi sulit. S